Jumat, 10 Juli 2015

AYAH INI AKU, ANAK MU AYLA | KISAH MENGHARUKAN

AYAH INI AKU, ANAK MU AYLA


AGEN BOLA PIALA EROPA 2016


Tubuh Mungilnya menggigil kaku… ia duduk di sebrang trotoar, sambil terus menggigil kedinginan.. tiba tiba dua orang sosok berbadan tegap dan gelap mendekatinya
“Dasar Anak gak tau diri kamu!!!, berani beraninya kamu coba kabur…”
Gadis kecil itu hanya terdiam sambil terus kedinginan, mata bulat besarnya sayu… kelopak matanya membengkak…
Dua orang pria itu pun membawanya ke sebuah bangunan tua yang setengah jadi di sudut kota sambil terus memaki dan menendangi gadis tersebut.

AGEN BOLA PIALA EROPA 


Sampailah mereka ke dalam ruangan besar yang pengap itu, di sana terdapat puluhan pasang mata yang memandang ngeri beserta pilu terhadap gadis itu, ia masih ditendangi dan sesekali didorong kepalanya oleh kedua pria setengah baya itu. Beberapa kali ia merintih, namun tampak rintihan itu berusaha ia simpan… Entah sampai kapan ia bertahan, sudah banyak darah yang bercucuran dari ujung bibirnya.
“kalian lihat ini, ini yang akan kalian dapat, apabila mencoba lari dari sini… dasar wanita sialan! sampah!” masih, wanita itu masih terus terdiam kaku… ia ditendangi lagi, bertambah miris hati puluhan pasang mata yang melihatnya.. pilu bercampur kasian dan rasa takut.

BANDAR BOLA PIALA EROPA


Pria kedua menarik bajunya, ia merogoh-rogoh saku bajunya… mencari-cari sesuatu yang diinginkannya
“Sialan! apa yang dapat kau bawa? hanya tubuh sampahmu ini!” ucap pria itu sambil meludahi gadis yang tak berdaya itu. Gadis kecil itu membasuh ludah pria itu dengan tangannya, sesekali merintih kesakitan.
“Kau harus menebusnya, sudah 4 hari kau lari dari sini, dan tidak membawa sepeser uang pun, besok… kau harus membawa storan 5 kali lipat dari biasanya. aku tak mau tau!” lagi, ia ditendang dan diludahi…
Pria-pria tak berhati itu pergi meninggalkannya sambil menatap tajam setiap pasang mata yang berada di sana..

BANDAR BOLA


Asih membawa gadis itu ke dalam ruangan pengap yang tak layak disebut sebagai kamar, tapi mereka menyebutnya kamar. Gadis itu dibaringkan asih… secepatnya asih mengambil kain basah untuk membasuh luka gadis itu. Namun, belum siap darah yang melekat itu dibersihkan, gadis itu, menolak untuk dibersihkan lagi.
“Kau kenapa? kenapa kau diam saja? aku heran dengan mu… kau selalu diam apabila disiksa oleh Burhan dan Yanto…”
Namun, gadis itu kembali diam saja
“Jangan seperti ini, aku dan yang lainnya tak tega melihatmu… kau gadis yang baik… tapi kenapa kau dengan sadarnya ingin bekerja di Neraka ini, padahal kau tau apa resikonya… besok aku kan mencari storan lebih, akan kubagi denganmu, agar kau bisa membayar storan mu”
Masih dan masih ia masih diam, entah apa yang ia fikirkan, pandangannya terlihat kosong dan senyap, sesekali ia menggenggam tangannya, sambil merintih kecil.
“Jawablah aku, berbicaralah… aku tak butuh diam mu… aku tau aku tak dapat membantu apa-apa bagi mu tapi aku pun manusia, aku tau apa yang kau rasakan, aku pernah disiksa seperti itu…”
Dia masih terdiam, tak berbicara ataupun bergeming sedikitpun.
“Ya sudahlah, mungkin kau masih belum percayai ku… aku mengerti… istirahatlah kau… besok hari yang berat untukmu”
Asih pun pergi meninggalkan gadis itu.

AGEN BOLA


Keesokan harinya, sebelum para penghuni lain bangunan itu membuka mata, gadis kecil itu sudah berlalu lalang di jalanan, mengamen dan membersihkan kaca-kaca mobil yang berhenti di lampu merah.
Siang pun merapat, baru Rp.30.000 uang yang didapatnya, ia masih harus mencari uang yang lebih banyak, sengaja ia tak makan agar uangnya tak berkurang sedikitpun. Dipegangnya perut kempisnya itu, sambil merintih kelaparan. tapi, sedikitpun ia tak bergeming untuk membeli makanan. Sembari mengamen, ia melirik-lirik ke tong sampah restoran di ujung jalan, berharap ada makanan sisa. tapi sayang, pemulung telah duluan memungutnya. Ia terus tersenyum kepada setiap pengendara sambil melantunkan lagu-lagu dari suaranya yang merdu, dan terus berharap dapat membawa uang yang cukup untuk membayar setorannya kepada Burhan.

TARUHAN  BOLA


Senja pun merayap, ia duduk di pinggir jalan sembari menghitung pendapatannya. Masih terlalu jauh dari cukup, padahal ia telah berusaha sekuat tenaga. Ia membasuh peluhnya sembari menatap langit, tiba-tiba asih datang, dan menyodorkan uang sepuluhribuan. Gadis itu menunduk sembari menggeleng kecil.
“Ayolah ambil… kau pun sering membantuku, kau ingat ketika uang setoran ku terpakai untuk membeli obat dulu? kau kan yang membantuku? kau berikan uang yang sekiranya akan kau pakai untuk membeli makan mu kepadaku, agar aku tak disiksa oleh Burhan, Pria bajingan itu…! keparat!”
Seketika, pandangan gadis itu berubah menjadi tajam terhadap asih, lalu ia berlari meninggalkan asih asih hanya terdiam bingung melihat gadis itu, asih tak habis fikir, kenapa gadis itu terlalu lemah dan berbeda dari biasanya.

JUDI BOLA


Kaki kecil gadis itu berjalan mendatangi Burhan yang sedang asik bermain judi dengan teman-temannya… Ia menyodorkan Uang yang didapatnya hari itu. Secepatnya Burhan menghitung uang yang baru saja diberikan gadis itu.
“Sialan! aku bilang setoranmu untuk 5 hari… kau fikir aku main-main dengan perkataanku?” Burhan menarik rambut gadis itu, sehingga tubuhnya sedikit terangkat, lalu menghempaskan tubuh mungil itu ke lantai…
“Persetan dengan Umurmu, Persetan dengan wajah polosmu, ataupun luka-lukamu…” lagi, ia ditendangi dan ditampar, dan lagi! darah itu bercucuran.
“Besok, kau harus dapat uang sebanyak setoranmu yang masih kurang, kalau tidak…! mati kau kubuat!” Burhan kembali meneruskan permainan judinya, sedangkan gadis itu berlalu pergi ke kamarnya.

Sesampainya ia di kamar, ia langsung berbaring… tubuhnya makin menggigil dan kesakitan. Asih mendekatinya dan mengusap darahnya yang bercucuran, namun segera mungkin gadis itu menolak dan membuang tangan asih. Asih tak berkata apa-apa, ia hanya diam dan ikut berbaring di samping gadis itu.

Keesokkan paginya, penghuni bangunan tua itu geger, Gadis kecil itu tiada… tiada dengan beribu luka di sekujur tubuhnya, Asih menangis pilu sambil memegang secarik kertas yang berbercak darah. Burhan datang dengan panik. Ia gelagapan dan bingung.
“Cepat, Cepat kalian kubur Mayatnya di belakang gedung, aku tak mau mayat ini masih ada di sini.”
Asih mendatangi Burhan dan menyerahkan secarik kertas penuh noda darah itu. Burhan keheranan dan tak mengerti, lalu ia membaca kertas itu

^^ Ayah…Ini Aku Alya, Anakmu…
Mungkin kau tak hafal lagi rupaku. sebab, sewaktu kau pergi… aku masih berumur 4 tahun.
Aku masih ingat lembut tanganmu Ayah, masih ingat kecupan hangatmu…
Aku masih ingat dekapanmu… Karena kau Ayahku kemarin, sekarang, nanti dan selamanya.
Ayah… Ibu telah meninggal, Ia terkena penyakit kanker rahim.
Berdua kami di rumah kecil itu selalu menunggumu, berharap kau akan datang… Bukan pengharapan untuk membawa uang banyak, tapi pengharapan dapat bertemu dan melepas rindu denganmu Ayah.
Berbekal alamat dari pak kades yang dulu pernah tak sengaja melihatmu di Jakarta, aku datang ke sini… aku ingin dekat denganmu…
Aku yakin kau tak pernah benar-benar melupakanku. Kau tak pernah benar-benar meninggalkanku.
Tak butuh begitu akrab denganmu ayah, cukup dengan melihatmu setiap hari saja, bagiku sudah cukup.
Aku ingin diciumimu lagi Ayah, seperti dulu… tak peduli bau asap bajumu, tak peduli sebau apa keringatmu… Aku rindu kecupanmu Ayah.
Aku bahagia ayah, sebab di detik-detik terakhirku… aku masih bisa melihatmu… Aku menyayangimu Ayah…
Maafkan segala kesalahanku ^^

Mendadak, airmata berjatuhan dari sudut mata Burhan, Ia memeluk jasad anaknya dengan berjuta rasa bersalah… Ia menciumi setiap kulit anaknya. Mengusap-usap wajah kakunya… membasuh luka-luka nya yang masih segar. Digendongnya tubuh anaknya yang mungil itu.. sembari terus menciuminya. Tangisnya makin menjadi, wajahnya makin basah dengan air mata. Terlihat berjuta penyesalan dan rasa bersalah… Didekapannya itu, adalah anaknya yang sekian tahun dirinduinya namun sekian tahun jua ditelantarkannya. tersilap di fikirannya, rasa amarah yang amat besar pada dirinya sendiri. Karena Ia yang telah membunuh anaknya sendiri. Teringat ia, setiap perlakuan siksa yang ia lakukan terhadap anaknya, hinaan, cacian, makian, tendangan, tamparan, pukulan dan semua siksaan perih darinya. Berpasang mata melihatnya sambil menahan haru dan tangis.. .Mereka tak tau harus bersedih kasian terhadap Burhan atau memakinya dengan penuh amarah.

“Sayang, maafkan ayah… maafkan ayahmu Ini Nak, maafkan ayah… kau terkasih untukku selamanya nak.. Ayah berdosa tlah menelantarkanmu dan ibumu, dan membunuhmu, tangan ayah tak berhak lagi menyentuhmu… maafkan aku anakku..” Ucap Burhan lirih sambil terus meneteskan air mata.

Ia berdiri tegak sambil menggendong jasad anaknya, Dimandikannya jasad anaknya, dishalatinya, dan Dikuburkannya tubuh gadis kecil itu. Terlihat senyum manis Alya di peristirahatan terakhirnya. Dan Di atas sana, Ia telah bahagia melihat Ayahnya menciuminya untuk terakhir kalinya.

Jumat, 26 Juni 2015

LELAKI YANG AKU CINTAI| KISAH MENGHARUKAN

LELAKI YANG AKU CINTAI


AGEN BOLA PIALA EROPA 2016


“loe gila ya Win? Gimana bisa loe nyomblangin gue sama mantan loe.” sergahku.
“Firan sendiri yang minta,  ya gue kabulin.” Jawab Windi.
Sahabatku satu itu memang gila. Setelah kemaren aku dibuat bingung oleh sesosok penelfon misterius, dan ternyata dia adalah mantan Windi yang ternyata aku kenal. Dan kagetnya, dia sengaja meminta nomor handphoneku pada Windi. Setelah mengungkapkan identitas sebenarnya, Firan malah lebih sering lagi menghubungiku.
“Key, kapan bisa jalan sama loe.”
“kapan-kapan deh.”jawabku
Sebenarnya aku merasa gak nyaman sama Windi, tapi perhatian Firan membuatku luluh. Hingga suatu saat.
“key, gue sayang sama loe. Loe mau jadi cewek gue?” ucapan Firan mengagetkanku.
“Firan..loe mantan sahabat gue, gue gak mungkin jadian sama mantan sahabat gue sendiri. Gue takut dia tersakiti.”
“udahlah Key, Windi gak papa kok. Dia ikhlasin gue, gue tuh cuma temenan aja sama dia sekarang.”
Tiba-tiba panggilan telepon pun tertahan,dan tiba-tiba ada suara Windi.
“udahlah Key,santai aja. Kita udah gak ada apa-apa,lagian gue gak mungkin ngabulin permintaan dia buat minta comblangin sama loe kalau gue masih sayang sama dia.” Ucap Windi.
“tapi  Win…”
“udah denger sendiri kan,,Windi aja gak pa-pa.” Firan memotong kalimatku dan Windi pun mematikan teleponnya.
“jadi gimana?” Tanya Firan lagi.
“sebenernya sih gue juga sayang sama loe…Cuma..”
“makasih ya Key,gue seneng banget. Jadi lo mau jadi pacar gue.” Lagi-lagi Firan memotong kalimatku. Aku hanya bisa menganggukkan kepala.
“iya Fir..”jawabku kemudian.

AGEN BOLA PIALA EROPA


Gak terasa udah seminggu aku jadian sama Firan. Memang indah,karena perhatian Firan mampu melunakkan hatiku. Namun lama kelamaan aku semakin merasa bersalah dengan Windi. Hingga suatu hari Firan terkejut dengan ucapanku.
“Fir..kayaknya hubungan kita udah gak bisa dilanjutin lagi deh. Aku terus merasa bersalah sama Windi,aku tahu perasaan dia gimana ngeliat kita jalan berdua. Walaupun dia gak bilang, tapi aku tahu Fir..” ucapku.
“Key,Windi gak kayak gitu. Dia ikut seneng kok ngeliat kita. Lagian gak ada apa-apa juga kan, gak ada yang berubah kan dari sikap Windi sejak kita jadian.”
“iya Fir..tapi aku tahu perasaan dia sebenarnya. Lebih baik kita temenan aja dulu ya.” Aku tetap nekad pengen putus sama dia. Sesaat dia terdiam.
“hmm…ya udah deh kalau memang itu mau kamu. Tapi kita tetep temenan kan,gak pa-pa kan kalo aku tetep sayang sama kamu.” Ucap Firan kemudian.

BANDAR BOLA PIALA EROPA


Aku hanya mengangguk lalu pergi dari hadapan Firan.
Suatu hari Windi mendekatiku, ternyata dia heran melihat aku dan Firan sudah jarang kelihatan berdua.
“Key..mana Firan. Gue gak pernah lagi liat dia sama loe jalan.”
“mmm…gue udah gak sama Firan lagi Win. Gue gak enak sama loe,gimana perasaan loe liat kita jalan, loe kan mantannya dia.” Jawabku jujur.
“ya ampun Key…gak gitu juga kali. Gue nyantai aja,gue gak ada rasa apa-apa lagi sama dia. Ngapain sih loe mutusin dia,,gue ikut seneng liat dia sama loe jadian. Gue tahu loe baik buat dia.” Jelas Windi. Aku hanya bisa terdiam dan mengangkat bahu.
“ya gimana lagi,, udah putus juga,udah kejadian.”lanjutku kemudian.
“gue yakin bentar lagi dia bakal minta loe buat  balikan lagi sama dia. Gue tahu Firan gimana.”

Sepulang sekolah, tanpa ganti baju lagi aku langsung merebahkan diri di kasur empukku. Saat baru akan memejamkan mata, dering handphone mengejutkanku dan tertera nama Firan di sana.
“iya Fir..kenapa?”tanyaku
“kamu lagi ngapain Key? Udah makan belom? Aku ganggu gak?” Tanya Firan bertubi-tubi.
“gak lagi ngapa-ngapain. Gak kok gak ganggu.” Jawabku seadanya.
“gimana kabar kamu, baik-baik aja kan?” Tanya Firan lagi
“baik kok..kamu?”
“baik juga. Ya udah ya Key,baik-baik ya. Aku cuma pengen denger suara kamu aja kok.” Ucap Firan kemudian dan dia langsung mematikan telepon. Mendengar ucapan terakhirnya, aku terdiam.

BANDAR BOLA


Setelah hampir 1 bulan aku putus dengan Firan, muncul seorang yang ingin jadi pengganti Firan. Namun sama dengan Firan dulu, aku belum kenal lama dengan Gion. Tapi untuk sekedar melupakan Firan bolehlah pikirku. Akhirnya setelah aku pikir-pikir,aku juga menerima Gion. Gak kerasa hubunganku dengan Gion bertahan lama hingga hampir 6 bulan, namun semakin lama aku semakin merasakan bahwa sifat Gion mulai berubah. Dia emosian dan mulai posesif serta temperamental. Aku mulai mencoba untuk lepas dari dia, namun ancaman-ancamannya terus membuatku takut. Hingga hampir satu bulan aku bertahan dalam keadaan penuh tekanan, hingga akhirnya tiba-tiba sosok Firan datang lagi.
“hai Key, gimana kabar loe. Kok kelihatannya loe sakit yah? Pucat banget wajah loe” ujar Firan saat bertemu di sebuah kafe. Memang sejak bermasalah dengan gion, aku mulai berubah. Karena penuh tekanan, aku sering memikirkan masalah itu sehingga kesehatanku menurun. Aku hanya memendamnya sendiri karena aku takut menceritakannya kepada orangtuaku.
“hmm..gak pa-pa kok. Loe ngapain disini?” tanyaku mencoba menghindar dari pertanyaan Firan.
“gak usah bohong Key, gue tahu dari mata loe. Cerita sama gue, gue bakal bantu loe.” Ucap Firan terdengar khawatir.

AGEN BOLA


Akhirnya setelah diyakinkan oleh Firan, aku pun menceritakan semua yang aku alami dengan Gion hingga tanpa sadar aku meneteskan airmata di hadapan Firan.
“hmm..maaf ya Fir, gue jadi cengeng kayak gini.”
“udahlah Key, keluarin aja semua kekesalan loe. Gue akan dengerin loe kok, tenang aja yah. Gue pasti ada buat loe.” Firan merebahkan kepalaku di bahunya. Saat itulah aku merasa tenang dan damai ketika berada di samping Firan.
“Fir…maafin gue yah dulu gue mutusin loe tiba-tiba. Tanpa alasan yang jelas pula.” Aku tiba-tiba membahas masa-masa yang bagiku itu adalah hal bodoh yang telah kulakukan.
“ya udahlah Key,,udah terjadi juga. Sekarang juga kalo loe mau, gue pengen ngajak loe balikan lagi.” Ucap Firan yang serta merta mengagetkanku.
“Fir..loe serius. Loe kan tau gue masih sama Gion.”
“iya Key, gue tau. Tapi gue juga tau kalo hati loe tuh gak sama Gion. Kita bisa kok backstreet dari dia, gue bakal nyimpan rahasia ini Cuma untuk kita berdua.” Jawab Firan meyakinkanku.
“loe yakin Firan..gue belum bisa lepas dari dia. Loe yakin semuanya akan baik-baik aja?”
“gue yakin semuanya akan baik-baik aja. Gue akan tanggungjawab kalo ada apa-apa.”
“iya Fir…gue mau. Makasih ya Fir, loe janji akan nyimpan rahasia ini baik-baik. Gue juga akan usahain untuk secepatnya lepas dari Gion.” Yakinku.
“gue janji buat loe.” Ucap Firan sambil mencium keningku.

TARUHAN BOLA



Udah 2 minggu aku backstreet sama Firan dari Gion. Aku kadang merasa bersalah sama Firan, gimana bisa aku mengiyakan permintaanya untuk jadi yang kedua. Sementara aku tahu, itu pasti akan menyakitkan. Suatu hari aku mendengar sebuah gosip tentang Firan.
“Key, mantan loe si Firan tuh kemaren jalan sama Mita. Mereka jadian yah? Bukannya Mita pacarnya Dio.” Tanya kak Vina, sepupuku.
“emangnya kenapa kak? Kamu  kenal sama Dio n Mita?” jawabku sedikit kaget mendengar pertanyaan itu. Jelas saja, itu menyangkut Firan.
“kenal lah, Dio kan sepupunya Riko. Makanya kakak Tanya sama kamu.”

Aku  baru ingat kalau Riko, pacarnya kak Vina sepupuan sama Dio dan rumahnya pun deketan.
“oh iya kak. Trus kenapa kak? Kakak mau aku nanya sama Firan. Ih gak banget lah kak, nanti dia mikir aku pengen balikan sama dia, sibuk ngurusin dia.” Jawabku.
“iya ya. Ya udah deh,gak usah diurusin ,biar Dio tahu sendiri aja.” Jawab kak Vina kemudian.

Padahal  sebenarnya aku juga pasti akan bertanya sama Firan, secara Firan pacarku. Walaupun jadi yang kedua, tapi bagiku Firan tetep nomor satu. Dan mendengar dia jalan sama cewek lain, sontak aku merasa kaget.
“Fir,loe kemaren jalan sama siapa?” aku mencoba buat tidak langsung menayakan tentang Mita.
“aku kemaren gak jalan kok Key, aku dirumah aja.” Jawab Firan.
“beneran?”
“iya Key, beneran.” Yakin Firan.
“oh, kayaknya Firan mulai nyoba boong sama gue. Apa maksudnya? Apa dia udah bosen sama hubungan ini. Tapi kenapa harus dengan cara kayak gini? Kalo udah gak kuat, kenapa gak bilang aja? Lagian kemaren gue juga gak minta, kan dia sendiri yang minta dijadiin yang kedua, lagian walaupun yang kedua, dia gak harus bebas jalan sama cewek lain juga dong.”  Batinku yang merasa kesal telah dibohongi Firan.
“Key..kenapa diem?” Tanya Firan.
“oh nggak, cuma pengen tahu aja. Oh iya Fir, gue cuma mau bilang. Kalo loe udah gak tahan dengan hubungan kita ini, kita cukup disini aja. Gue juga gak mau loe terus-terusan berada di posisi kayak gini. Loe bisa bebas juga kan mau jalan sama cewek lain, mau nyari cewek lain tanpa ada yang ngalangin.” Ucapku seketika.
“loh kok? Gue seneng kok di posisi kayak gini, gue nikmatin.”
“udahlah Fir, jangan boong. Kemaren loe jalan sama Mita kan. Kalo loe udah jenuh sama hubungan ini, loe bisa bilang sama gue, bukan dengan cara kayak gini. Gue tahu loe yang kedua buat gue, tapi bukan berarti loe bisa bebas jalan sama cewek lain.” Sergahku.
“oh..jadi karena itu loe marah sama gue? Iya gue akuin kemaren gue jalan sama Mita, tapi…”
“udahlah gak ada tapi-tapian. Sekarang gue bebasin loe buat jalan sama cewek lain. Udah cukup loe jadi yang kedua buat gue. Selamat bersenang-senang ya. Maafin gue udah jahat sama loe.” Aku memotong kalimat Firan dan langsung mematikan panggilan. Beberapa kali Firan mencoba menelpon balik, tapi tidak kuhiraukan.

JUDI BOLA


2 hari lagi ultahku yang ke-17 dan aku berniat untuk merayakannya. Namun hingga ultahku kali ini, sudah sekitar 1 bulan masalahku dengan Gion tak kunjung usai. Firan yang selalu membuatku tenang, juga telah hilang.

Saat  malam pesta ultahku, yang datang pertama kali adalah Gion dan dia langsung terus berada di sampingku dan ikut menyalami teman-temanku yang datang.
“ih..ngapain sih nih Gion disini terus.Ya Allah..aku mohon jauhkanlah Gion dari kehidupanku untuk selama-lamanya.  Gue gak mau kenal dia lagi.” Gumamku dalam hati.
“kak, risih nih sama Gion. Maunya sampingku melulu.oh iya, kak Riko mana?” Aku curhat sama kak Vina,satu-satunya orang yang tahu masalahku dengan Gion.
“kamu pindah aja, jangan ditanggepin,anggap aja dia gak ada kalau dia terus deketin kamu. Kak Riko bentar lagi dateng kok, dia lagi nunggu mobilnya yang dipake Dio buat jalansama Mita.”
“loh masih sama Mita? Kan kemaren kakak bilang Mita jalan sama Firan.”
“iya sih, ternyata Firan sama Mita itu cuma temen deket. Mereka udah lama temenan dan memang sering jalan berdua,kemaren juga Mita minta Firan buat nemenin dia ke took buku soalnya Dio lagi ada kegiatan. Dio juga kenal kok sama Firan.” Jelas kak Vina. Aku kaget dan terdiam mendengarnya, kemaren aku udah curiga sama Firan bahkan langsung mutusin dia. Dia gak sempat ngejelasin soalnya aku udah motong kalimatnya duluan. Aku pun merasa menyesal karena selama ini Firanlah yang selalu nenangin aku.

Satu persatu teman-temanku datang, dan pada saat acara tiup lilin akan dmulai. Teman-temanku yang berada di depan terdengar riuh, sempat terdengar teman perempuanku menjerit. Kamipun mencoba melihat apa yang terjadi. Hampir semua teman-temanku ikut berlarian ke depan rumahku. Saat aku berlari, aku melihat sebuah kendaraan terbaring di depan pagar rumahku dan aku tercengang melihatnya. Itu adalah motor Firan.
“Firan..itu motor Firan. Aku yakin itu. Tapi kenapa Firan disini? Dari tadi aku juga gak ngeliat Firan, dan aku juga gak pernah ngasih tahu dia kalo aku ngerayain pesta.” Au mencoba menerka-nerka.
“Key..Firan.” kak Vina langsung menghampiriku dan menarik tanganku kearah temen-temenku yang sedang mengerumuni sesuatu. Saat melihat apa yang ada di tengah-tengah mereka, seseorang yang terbujur kaku dengan kepala bersimbah darah. Aku terduduk di hadapannya dan sontak aku menjerit sambil meneteskan airmata.
“Firan………bangun Firan. Kenapa bisa kayak gini. Bangun Firan..” aku menjerit memanggil nama Firan. Namun Firan tetap terbaring lemah, beberapa detik kemudian mata Firan perlahan terbuka, dia tersenyum dan dengan bersusah payah dia mencoba meraih pipiku. Aku meraih tangannya dan melekatkannya ke pipiku. Setelah itu dia kembali memejamkan mata dan perlahan tangannya terlepas dari genggamanku.
“Firan……………..”aku menangis dan langsung memeluk firan. Tak kuhiraukan gaun pestaku telah dipenuhi oleh darah. Gion mendekatiku dan menarikku. Tak kuhiraukan panggilannya, aku malah menepis tangannya dari pundakku. Kemudian kak Vina mendekatiku.
“Key, tadi kakak nemuin ini di dekat tubuh Firan.” Kak Vina memberikan sebuah kotak mungil yang lucu.
“dengan meneteskan airmata, perlahan aku membuka kado tersebut. Isinya adalah sebuah kalung bertuliskan my angel dan sebuah kartu kecil.” Aku membaca tulisan di kartu tersebut.
“Keyla my angel,happy birthday ya. walaupun kisah kita begitu singkat,tapi semuanya begitu indah. Makasih ya udah jadi my angel. Aku akan selalu sayang kamu.”

Setelah membaca tulisan itu, aku kembali menangis histeris memanggil nama Firan. Ternyata Firan ingin memberikan kado untukku. Aku menyesal karena beberapa hari yang lalu, aku marah-marah sama Firan dan bahkan sampai mutusin dia karena kecurigaanku yang ternyata salah. Ternyata Firan masih ingat dengan ultahku, dan dia memberikan sesuatu untukku, namun sekarang penyesalanku terlambat. Firan telah pergi dan aku hanya bisa mengungkapkan penyesalan itu pada pusaranya nanti. Tak lama ambulan datang membawa jasad Firan. Gion pun kembali mendekatiku dan mencoba menenangkanku.
“udahlah Key, Firan udah gak ada, gak usah ditangisin.” Ucap Gion.
“diem kamu. Ini semua gara-gara kamu. Aku tuh gak pernah ngarepin kamu ada di pestaku malem ini, udah cukup kamu bikin hidupku tersiksa, penuh tekanan. Bukan hanya sakit hati, tapi sakit jiwa raga. Kamu tuh manusia gak punya hati, aku nyesel kenal sama kamu. Pergi kamu dari hidup aku, sebelum aku berbuat nekad. Silahkan kamu bertobat sebelum kamu nyusul Firan dan kamu bakal tersiksa lebih dari rasa sakit aku yang udah kamu bikin tersiksa. Gue benci loe, jangan pernah anggap gue ada. Gue gak pernah dan gak akan pernah mau lagi denger nama loe dan liat wajah loe dhadapan gue.” Aku memaki-maki Gion di hadapan teman-temanku. Malam itu semua kekesalan yang ku pendam selama ini seketika ku keluarkan.
“Keyla…” Gion mencoba memegang tanganku dan aku langsung menepisnya.
“pergi…..gue gak butuh loe. Loe cuma bikin hidup gue hancur.” Aku menunduk, enggan menatap wajah Gion.  Gion terdiam di hadapanku.
“gue bilang pergi, jangan harepin gue lagi buat kenal sama orang gk punya hati kayak loe. Dosa terbesar gue kenal sama loe. Loe tau itu?” makiku sambil terus menunduk. Aku pergi meninggalkan Gion dan teman-temanku. Gion kembali menarik tanganku.
“jangan coba sentuh gue.” Aku menepis tangan Gion dan berlalu pergi tanpa menghiraukan tatapan heran teman-temanku yang penuh tanda tanya karena makian-makian yang kulontarkan tadi. Aku menarik tangan kak Vina dan memintanya untuk membawaku ke rumah sakit dimana Firan dibawa. Dari kejauhan tak lama kulihat Gion juga berlalu pergi.
“Firan…maafin gue. Maafin sikap gue ke loe, gue udah berpikiran buruk sama loe. Gue nyesel sempet marah-marah sama loe dan bahkan mutusin loe. Disaat gue ingin memperbaikinya, loe udah pergi Fir. Walaupun loe pernah jadi yang kedua buat gue, tapi bagi gue loe tetep yang pertama dan terbaik untuk gue. Gue akan selalu jadi angel buat loe Fir. Semoga loe tenang yah disana, do ague akan selalu ada buat loe.  Simpan cinta gue di tidur panjang loe ya. I love you.” Bisikku kemudian di telinga Firan saat aku telah berada di hadapan jasad Firan. Dihari ultahku ini, Firan memang telah pergi. Namun cintanya akan selalu hidup dihati aku, dan kado itu…adalah kado terakhir dan terindah dari Firan